Secara etimologi (harfiah), KARATE terdiri dari 2 (dua) suku kata, yaitu kara yang berarti “kosong”, dan te yang berarti “tangan”. Selanjutnya, KARATE yang berarti “tangan kosong”, ditambah sufiks (akhiran) do
yang berarti “cara, pedoman atau jalan
yang tak pernah putus”, dan sebagai indikasi tata tertib dan filosofi dari
karate yang dikonotasikan dengan moral dan spiritual.
GOJUKAI terdiri
dari tiga suku kata, yaitu GO (keras), JU (lembut) dan KAI
(perguruan). Perpaduan antara unsur kekerasan (Go) dan unsur kelembutan
(Ju)
yang dikombinasikan dengan seni pernafasan (Ikibuki) dan seni meditasi (Zen) adalah wujud tertinggi dari bentuk
pertarungan dan kesempurnaan seni bela diri ini. Adapun sasaran utama dan
tujuan akhir dari seni bela diri ini adalah pembinaan aspek GO
(fisik & teknik) dan aspek JU (mental, moral & spitiual).
Karate GOJU
didirikan oleh Master CHOJUN MIYAGI Sensei pada
tahun 1930 di Okinawa, kemudian diorganisir secara internasional, modern,
sistematis dan universal oleh Master GOGEN YAMAGUCHI Hanshi Sensei dalam suatu wadah yang bernama International Karate-Do Gojukai
Association (IKGA) di Jepang. Inilah yang menjadi induk organisasi
karate resmi yang mengajarkan karate GOJU di seluruh dunia, termasuk di
Indonesia.
Karate-Do Gojukai Indonesia
didirikan di Jakarta pada tahun 1967 oleh Shihan Drs. SETJO HARDJONO
(mahasiswa Indonesia berprestasi yang mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan
studi di Jepang). Selanjutnya, murid beliau yang bernama Sensei RICHARD MENDWIDJAYA membuka
Komisariat Daerah Sulawesi Selatan pada tahun 1974 di Makassar. Pada masa
kepemimpinan Shihan Prof. Dr. ACHMAD ALI, SH. MH, organisasi karate ini pun
kian melebarkan sayapnya (membuka cabang) hingga ke seluruh jazirah Sulawesi
Selatan, termasuk di Kabupaten Soppeng.
Karate-Do Gojukai Cabang Soppeng didirikan oleh Sensei
Abdullah, Sm.Hk, SE. pada tahun 1984,
dan telah membuka beberapa unit latihan. Sejak awal
didirikannya, kondisi GOJUKAI SOPPENG terkadang fluktuatif, sering mendapat
cobaan ataupun rintangan, terutama oleh masyarakat yang awam terhadap seni bela
diri karate. Namun dengan semangat dan jiwa kesatria, para karateka GOJU
berusaha menjaga tradisi dan kelestariannya dari generasi ke generasi, sehingga
menjadikannya tetap eksis berkibar
dan survive, meski melalui proses
panjang dan rumit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar